Beranda

Minggu, 15 Januari 2012

(Flash Fiction) Tangga Seribu

Tangga Seribu

Oleh : Isha Shourai (Vanisa Desfriani)

Matahari menghangat, mengangkat tubuhnya ke atas bumi. Fey dan Fifi mengenakan kaus dan sepatu sport yang biasa mereka gunakan minggu pagi. Mereka berlari kecil menuju suatu tempat bernama “Tangga Seribu” selain terdapat tangga dengan anaknya yang berjumlah seribu itu, ada irigasi dan tempat pemancingan serta pasar tumpah yang rutin terjadi seminggu sekali.

Fey dan Fifi belari berdampingan menuju tempat tersebut, Fifi menceritakan pada Fey tentang mitos yang terjadi di tempat itu, apalagi bagi seorang gadis yang sudah cukup usia dan belum menikah seperti Fey sekarang. Usia Fey di katakan sudah cukup bahkan seharusnya sudah melewati masa-masa lajang dimana wanita sebayanya sudah menimang seorang bayi.



Konon katanya, jika seorang wanita lajang menaiki tangga tersebut dan menghitung jumlah anak tangga dengan hasil kurang dari seribu yaitu Sembilan ratus Sembilan puluh Sembilan maka dia akan segera mendapatkan jodohnya. Fey tak percaya akan mitos itu, toh jodoh itu ada di tangan Tuhan. Namun Fey terus memaksa dan mendorongnya untuk menaiki tangga itu.

Meski Fey tidak percaya akan mitos itu, akhirnya dia menuruti kata Fifi –sahabat yang usianya jauh lebih mudah dari Fey itu- mereka memulai untuk menaiki tangga dan akan menghitung setiap anak tangga yang mereka lewati di dalam hati dan tak boleh ada satu orang pun yang berbicara hingga mengganggu konsentrasi hitungan mereka. Dalam hitungan ketiga mereka pun menginjakkan kaki satu persatu pada anak tangga itu.

Fey berbalik ke arah Fifi dan tersenyum lebar menampakkan deretan giginya yag tersusun rapi. “Yeah,  benarkan kataku. Mitos itu bohong! Aku berhasil menghitung seribu tangga itu!” dengan bangga Fey menunjuk deretan anak tangga yang panjang. Fifi menunnduk menyembunyikan deretan giginya, tak sedikit pun menanggapi ucapan sahabatnya. Fey yang melihat ekspresi Fifi yang tak seperti biasanya langsung mendekat dan menatap sahabatnya. Dengan lirih Fifi berkata bahwa dia menghitung anak tangga itu dengan jumlah seribu kurang satu. Fey tak percaya itu, dia menggandeng tangan Fifi menuruni tangga dan menghitung ulang kembali.

Fey kegirangan ketika lagi-lagi dia mendapati angka yang sama saat menuruni tangga, dia ingin membuktikan pada sahabatnya bahwa cerita itu hanyalah mitos belaka, Fifi memainkan tanah dengan ujung sepatunya saat dia mengakui untuk yang ke dua kalinya mendapati angka yang sama pula. Fey yakin, itu hanyalah suatu kebetulan dan Fifi lengah saat menghitung.

Dari kejauhan tampak seorang Ibu yang melambaikan tangan kea rah mereka, Ibunya Fifi. Ibu mendekat dan mengatakan bahwa Fifi kedatangan seorang tamu yang akan melamarnya. Fey, menelan air ludah tak percaya.

Tasikmalaya, 3 Januari 2012
21 : 39

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa Sobat TERAS untuk berkomentar...