Beranda

Minggu, 15 Januari 2012

(Flash Fiction) Penulis Hati

Penulis Hati

Arifin Alviean Ifin

Aku ingin mengubah hidupku menjadi manusia yang berguna,bukan untuk diriku sendiri tapi untuk orang-orang yang aku cintai.Menulis dan selalu menulis dalam kisah hidupku,tertuang dalam hati yang selalu kurasakan dalam setiap harinya.

Aku seorang penulis,yang biasa menulis dengan kata-kata yang biasa aku pikirkan dalam imajinsiku saja,tanpa memikirkan dalam hati,seenaknya saja aku membuat cerita dengan toko dan karakter yang aku bangun dalam imajinasiku.

 

Lara mengerakan jari-jari tangan nya dengan membentuk makna dari setiap kata yang dia sampaikan,dia adalah gadis tuna rungu dalam cerita yang kubuat.Aku membuat gadis ini dengan penuh dalam derita yang berkepanjangan ,tanpa ada kebahagian.

Sejak kecil lara tak pernah mendengar suara-suara yang ada di dunia ini,bahkan untuk mendengar suaranya sendiri saja dia tak mampu,karena dia tak mempunyai saraf pendengaran.

Aku membuatnya bisu,karena menurutku bagaimana bisa seorang yang tak mendengar bisa berbicara dan mustahil bagiku,bahkan terkadang orang normal saja masih sulit berbicara ketika mereka di hadapkan dengan masalah.

Aku terkejut ketika dia menarik tanganku dan menampar pipi ku dengan tangan mungilnya,lalu ia mengerakan tangannya,memberi bahasa isyarat kepadaku.

Aku semangkin bingung di buatnya,dan tak mengerti apa yang dia katakan,aku pelajari dengan seksama dari setiap bahasa isyarat yang ia buat dengan tangan dan jari-jari mungil gadis itu.

apa yang kau katakan padaku gadis manis dan kenapa kau menampar pipi ku dengan tanganmu...apa salahku?ucapanku kepadanya semakin bertubi-tubi.

Tapi gadis ini hanya diam,dan ia mencoba mengerti ucapanku.

Hatiku berkata,(kamu percuma saja berbicara dengan gadis tuna rungu,karena dia tak akan bisa mendengar apa yang kamu katakan kepadanya)ucapan hatiku

Tiba-tiba gadis itu datang dan mulai menggerakan bibirnya sambil memaikan jari-jari tangan sebagai bentuk penjelas dari kata-kata yang nanti dia keluarkan melalui vokal suaranya.

Tapi aku bingung kenapa suara gadis ini tetap saja tak bisa aku dengar bahkan aku lihat mimik wajahnya sudah memberikan tanda bahwa ia sedang marah padaku.

Aku mencoba mengorek-ngorek telinga ku dengan  ujung jari telunjukku,tapi tetap saja aku tak bisa mendengar apa yang gadis itu ucapkan kepadaku.

Suara adzan terdengar jelas, tiba-tiba menghembalikan pendengaranku,tapi gadis itu pergi dari hadapanku.
kamu seorang penulis,yang selalu membuat cerita dengan imajinasimu saja tanpa menulis dengan hatimu,begitu juga kamu tak kan pernah bisa mendengar suaraku tanpa mendengar dengan hatimu.terasa pecuma jika hati tak kau ikut sertakan dalam menulis cerita yang kau buat.ucap gadis itu terasa nyata dalam telingaku.

Dan aku berpikir,bahwa mulai saat ini,aku harus mengunakan hati.dari mendengar,melihat bahkan berbicara,karena hati adalah komponen terpenting setiap manusia dalam bertindak untuk membentuk suatu perubahan dalam dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa Sobat TERAS untuk berkomentar...