Resolusi Hati
Tahan
haus, tahanlah lapar
Bertemu
sulit hendaklah tentang
Memohon-mohon
djadikan pantang
Dari
mengemis biar terkapar
Hanya
dua tempat bertanja
Pertama
Tuhan, kedua hati
Dari
mulai hidup sampaipun mati
..................................................
Wahai
diriku teruslah madju
Ditengah
djalan djangan berhenti
Sebelum
adjal, djanganlah mati
Keridhaan
Allah, itulah tudju
(Puisi
HAMKA: Nikmat Hidup)
Khusus di kampus dan jurusanku,
lebih khususnya lagi dalam diriku sendiri, awal Desember kali ini menjadi titik
rasa jenuh dan lelah akan kuliah. Bagaimana tidak, di hari-hari itu aku mulai
membuat catatan tugas-tugas. Maklum, menjelang UAS (Ujian Akhir Semester)
Januari mendatang, seabreg tugas telah disosialisasikan dosen untuk
dikerjakan. Terlebih lagi tugas tersebut bersifat “mau tak mau”. Artinya, suka
atau tidak, mampu atau tidak dan sempat atau tidak, tugas tersebut haruslah
selesai sesuai deadline yang ditentukan dosen masing-masing. Mereka
sering mengatakan,
“Anda tidak mengerjakannya,
daftar nilai anda kosong. Anda yang membutuhkan nilai, maka anda yang
berusaha.”
Jenis tugasnya macam-macam. Ada yang berupa presentasi
pribadi maupun kelompok disertai laporan soft copy power point dan makalahnya,
analisis short story (mencakup precis alias menceritakan kembali
versi kita dan menganalisis karakter, setting
juga point of view atau sudut pandangnya), transleting (menerjemahkan), melakukan
drama , menganalisis silabus, membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran),
mempraktekkan isi RPP, membuat soal dan evaluasi pengajarannya, menganalisis interpersonal
meaning (makna interpersonal) sebuah puisi, menerjemahkan sebuah buku mata
kuliah Systemic Functional Grammar dan membuat proposal penelitian.
Jika aku mengabsennya satu
persatu, tentu aku akan depresi melihat deretan panjang tugas-tugas tersebut.
Terlebih mereka semua memerlukan penanganan yang cukup lama dan hati-hati. Sehingga
aku patut untuk teliti, mencari banyak referensi, menjaga kondisi tubuh dan
yang terpenting menyeimbangkan fikiran serta keadaan hati (mood).
Teman-temanku banyak yang memilih men-download
tugas, mempotokopi hasil orang lain dan mengeditnya. Ada juga yang malah
mengajak hang out atau melakukan selebrasi penyambutan tahun baru
dengan alasan membuang stress. Setelah aku berfikir beberapa
kali, semua itu tidaklah mengubah pengerjaan tugas dan pengembangan kualitas
diri.
Meski
aku mengaku, tugas-tugas serentak itu menjadi beban tersendiri. Terlebih lagi
di bulan itu banyak sekali even-even kepenulisan yang diadakan. Sangat
menggugah imajinasi! Aku melihatnya sebagai suatu celah berharga untuk belajar
dan berprestasi di bidang tersebut. Apa daya, aku harus membuat skala prioritas
sebab ada tugas-tugas lain yang lebih urgent dan bersifat ‘wajib’.
Beruntung aku memiliki
segelintir teman yang bisa menjadi ‘alarm’. Setidaknya pertanyaan-pertanyaan
mereka seperti,
“Tugas anu udah dikerjain belum? Cepet,
waktunya bentar lagi loh, Yan!”
Atau ajakan-ajakan mereka,
“Ngerjain tugas bareng yuk!
Biar lebih semangat dan cepet kelar.”
Ah, motivasi dalam diri sendiri
memang perlu disokong juga. Kadang akan bahaya jika aku sudah dalam level malas
tertinggi. Yang ada hanya berupa keluhan dan gerutuan tidak jelas. Meski pada
akhirnya sadar kalau keluhan aku sama sekali tidak berpengaruh akan
terselesaikannya tugas atau rampungnya sebuah naskah. kadang Ucapan-ucapanku
seperti ‘Aku capek!’, ‘Aku butuh istirahat!’ atau ‘Aku tak akan mampu!’.
Sungguh, merekalah otak dari matinya semangat hati.
Aku sadar betul motivasi dari
dalam diri sendiri serta orang lain juga perlu dipupuki doa. KekuatanNya yang
maha sempurna itu ternyata memberi ketenangan bathin yang luar biasa. Terlebih
hal tersebut merupakan permintaan restu kita dariNya. Ibuku bilang,
“Orang yang tidak berdoa adalah
orang sombong!”
Maka berikutlah resolusi hatiku
di tahun 2012:
·
Menjaga kondisi spiritual
dengan meningkatkan ibadah dan dialog bersama orang yang ahli.
·
Menjaga kondisi tubuh dengan
tidak memporsir otak atau badan serta mempertahankan pola hidup yang sehat.
·
Fokus pada pemahaman dan
pengerjaan tugas mata kuliah.
·
Mengikuti even-even kepenulisan
dengan ‘tidak memaksakan’. Atau bisa
aku simpulkan untuk me-manage waktu.
·
Memperbanyak menulis short
story sebagai sarana mengasah tulisan dan penggunaan Bahasa Inggris.
·
Mengirimkan short story ke
media massa dalam rangka mengevalusi kelayakan muat dan kualitasnya.
Bismillahirrohmaanirrohiim… Dengan mengharap
keridhoanMu, tunjukkan dan lancarkanlah resolusi hambaMu ini. Amiin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa Sobat TERAS untuk berkomentar...